Tumpukan Berkas

Sumber Gambar: OpenAI.com/Dall-E2

Setiap hari aku melewati sekolah

Saat itu aku merasakan keraguan

Potongan waktu bertemu dengan pendekar pulpen

Keresahanku muncul saat tumpukan-tumpukan berkas berserak

Di atas alas kayu

Kesepian telah melayang di pikiran

Sesaat hujan membasahi tubuh

Tumpukan kaki tak kuat melangkah

Tak apa, ratusan kepala menanti

Dalam ruangan berisi harapan

 

Karawang, 2022.

 

Perjalanan

Sumber Gambar: Pexels.com/Plato Terentev

Perjalanan berbekal harapan

Ramalan petang menjalar di tepi awan

Kabut menumpuk bagai angan

Perempuan itu menguatkan diri

Menata mimpinya sambil memeluk diri

Meniup serpihan cercik api

Menerka bayangan sepi

Di tengah kebebasan lalu pergi

 

Karawang, 2022.

 

Serpihan Bumbu

Sumber Gambar: OpenAI.com/Dall-E2

Sinar itu tenggelam dalam diam

Kau turun menuju singgahan

Memulai dekapan dengan pisau

Hingga bercampur dalam wadah

Melewati bagian-bagian sajak

Yang tertinggal dalam bumbu

Serbuk-serbuk itu melayang

Menyala sambil membara

Berkumpul dalam satu raung, bagai sajak-sajak tak tersusun

 

Karawang, 2022.

 

Perempuan Bertopi

Sumber Gambar: OpenAI.com/Dall-E2

Lapisan aroma khas muncul

Roda dua tiba sambil bersuara

Perempuan bertopi itu memanggil

Dengan alunan nada “ting-ting”

Berhenti tepat pada besi bergaris hitam

 

Kuning kunyit mewarnai jari-jari mungil

Ramuan itu membungkus kesembuhan

Dari jiwa yang penuh harap

Tampak pahit rasanya

Namun memaksa dituangkan

Dalam wadah kecil penuh ketenangan

 

Karawang, 2022.

 

Arah

Sumber Gambar: OpenAI.com/Dall-E2

Perempuan menari dalam tawa

Menyanyi dalam duka

Tertatih mengangkat langkah

Setelah jatuh berjalan

Hening kudengar malam

Hanya terdengar isak tanya dalam gelap

Apakah takdir seorang perempuan?

Mengalah dengan kebiasaan

Hendak dibawa ke mana arah ini

Menari atau bernyanyi

Dalam ruang dan sepi

 

Karawang, 2022.

Resti Kusuma Dewi
Latest posts by Resti Kusuma Dewi (see all)