
Tuhan
Gerobak ku diringkus polisi
Mi instan 3000 itu harus ku bayar sekian juta
Nurani ku berdarah
Anakku menangis meminta jajan
Istriku berteriak harapan
Untuk sesuap nasi yang kita taburi garam
Aku diadili atas fatwa biadab yang membunuh kami
Tuhan
Kau tak akan mati, tolonglah kami
Notifikasi Rindu
Notifikasi rasa darimu
Pesan suara panggilan mesra selalu hangat jadi sapa mu
“Selamat malam adinda ku”
Tergambar syahdu terdengar menyayat sukmaku
Usang
Potret mu seakan candu untuk rindu yang tercipta selalu
Tabah Bersama Luka
Adiwara bersayap jantan
Keluh tak menghentikan rinduku
Darah bercampur tanah dalam dahaga yang hebat
Ku tempatkan kau sebagai hayati
Dan aku si anak pisang
Merintih memanggilmu setelah euforia luka waktu itu
“Sudah hilang kah tentang kita di hati mu”
Tak salah, Tuhan
Kau bangun megah rasa ini
Dalam syair indah yang ku tuangkan
Tak mampu menggapainya
Terlalu tinggi
Menembus langit dan tenggelam di dasar lautan
- Memperingati Isra Mi’raj, PMII Rayon Tarbiyah IAIC Berkolaborasi Dengan Masyarakat Setempat - 28 Februari 2022
- [PUISI] Jeritan Si Miskin - 2 Agustus 2021