Memahat Waktu

Sumber Gambar: Pexels.com/ Ron lach

 

Alim adalah rupa pahatan yang diimpikan

Waktu adalah tempat memahat

Gumpalan ilmu adalah alatnya

Dan malas adalah hantu yang dilawan.

 

Hari-hari aku lipat dengan semangat

Melahap bilah-bilah buku beralun ilmu

Menyinggahi madrasah yang setia menungguku

Sementara bosan dan malas aku jadikan musuh.

 

Ya Rob, jinakan ilmu-ilmu di kepalaku

Indahkanlah hasil pahatan waktuku

Demi cahaya alim menerangi gelapnya manusia

Itulah pintaku saat memahat waktu.

 

Pandeglang, 2023.

 

Mantra Kopi

Sumber Gambar: Pexels.com/Samer Daboul

Kau adalah candu

Kau primadona bagiku

Lidah gusar dan menggerutu

Jika tidak dibelai lembutnya sentuhanmu.

 

Pagi, siang, atau pun malam

Bahkan dikala nestapa

Aroma dan rasamu adalah mantra

Penghilang pahit dan luka kehidupan.

 

Secangkir kopi adalah untaian kata sakti

Bagi kepala yang ditumbuhi belukar lara

Meneguknya hadirkan solusi dan harapan

 

Pandeglang, 2023.

 

Acuhkan Pagi

Sumber Gambar: Pexels.com/Los Muertos Crew

Kabut-kabut bersahut dan menusuk mereka

Yang berkawan dingin setelah 2 rakaat

Menembus gugusan embun menolak malas

Demi mendulang sesuap nasi untuk anak istrinya.

 

Merdunya rayuan dingin memeluk malasku

Membelai mataku membuat terpejam

Kawanan burung bersiul nyanyikan lagu pagi,

Pancarkan semangat menyambut rezeki

Sementara aku menikmati indahnya mimpi pagi.

 

Mentari tampak sinis memandangku

Ayam jago bersorak mencemoohku

Jam dinding geram bukan kepalang dan mengingatkan:

“Bangunlah! pemalas ini sudah siang “

Telingaku bergeming tidak peduli

Dan selimut semakin kencang mendekap raga ku.

 

Pandeglang, 2023. 

Gugun Gianatali
Latest posts by Gugun Gianatali (see all)