Egoisnya Petinggi Republik Ini

Ilustrasi.

Sejak Maret 2020, kita semua menghadapi pandemi Covid-19. Dimana Presiden mengumumkan bahwa ada dua orang yang ditemukan positif Covid-19. Saat itu, mulailah banyak orang yang terdampak, baik dari kehilangan penghasilan ekonomi bahkan sampai kehilangan anggota keluarga.

Satu tahun lebih, sudah berlalu. Pandemi virus covid-19 ini, bukan hanya membuat banyak orang kesulitan dalam ekonomi, tapi juga banyak memakan korban jiwa. Per tanggal 16 Agustus 2021, berdasarkan data dari situs resmi covid19.go.id, terdapat tiga juta lebih kasus terkonfirmasi dan terdapat seratusan ribu kasus meninggal. Bukan hanya warga sipil saja yang merasakan dampak, bahkan dari aparat, pejabat sampai tenaga kesahatan pun menjadi korbannya.

Di samping fakta mengerikan tentang dampak pandemi ini, ternyata ada hal yang membuat saya greget dan kesal melihat para petinggi negeri ini.

Mengapa demikian. Beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang posting sebuah gambar karikatur di status WhatsApp, entah siapa yang membuatnya. Karikatur tersebut menggambarkan tentang baliho-baliho bakal calon presiden 2024 dari setiap partai politik dan beberapa potret situasi sulit di masa pandemi ini. Gambar yang penuh makna.

Pada awalnya, saya tidak menyadari, dengan adanya baliho-baliho itu sangat menyakiti hati rakyat. Karena seperti tidak merasakan perasaan rakyat yang banyak mengalami kesengsaraan dan kesedihan di tengah pandemi ini. Mungkin, karena memang pemajangan ‘wajah’ politisi itu adalah hal yang sudah sangat biasa saya lihat, apalagi beberapa tahun lagi, Republik ini menghadapi Pemilu.

Namun, setelah dipikir-pikir, ternyata memang menyedihkan. Mengapa demikian? Bayangkan saja, saat ini kita semua sedang menghadapi dampak pandemi, ribuan jiwa melayang menghadapi virus yang mudah bermutasi itu, ribuan anak menjadi yatim, piatu, bahkan yatim-piatu, ribuan pedagang kecil menjerit karena harus tutup sementara. Sedangkan, para petinggi Republik ini, sedang fokus mengingatkan ‘wajah’ mereka pada rakyat melalui baliho-baliho di jalanan. Meski ada yang pasang dengan billboard, tidak sedikit juga yang pasang di pinggir jalan, sehingga mengganggu dan mengotori pemandangan.

Sungguh, perbuatan yang sangat egois. Seharusnya, sebagai petinggi di Republik ini, mereka saling menjaga, saling menolong dan gotong royong. Agar kita semua sama-sama mampu menghadapi situasi sampai pandemi ini dinyatakan selesai.

Tidak hanya itu saja. Kalau kita mengingat waktu beberapa bulan yang lalu, bahkan banyak pejabat di negeri ini memanfaatkan situasi pandemi untuk memperkaya diri dan meraup uang rakyat dengan korupsi bantuan-bantuan sosial. Bagi mereka yang punya kekuasaan, mereka bisa tetap hidup dengan kenikmatan luar biasa meskipun di tengah situasi sulit bagi orang banyak. Ironi, bukan. Memang dasar kita tinggal di ‘negeri beling’.

Mengapa saya katakan demikian. Kalau kamu pernah menonton sebuah film anime berjudul ‘One Piece’, dimana, ada sebuah negeri bernama Wano, yang dikuasai oleh bajak laut bernama ‘Binatang Buas’. Bajak laut itu dipimpin oleh seseorang yang jahat bernama Kaido. Mereka sangat menindas rakyat pribumi. Bagi mereka yang menjadi petinggi bajak laut tersebut, mereka dapat merasakan hasil bumi di negeri itu dengan mudah. Namun, bagi rakyat yang tidak tahu apa-apa, mereka tidak bisa merasakannya sama sekali. Hampir ada kemiripan dengan potret di negeri kita saat ini, bukan.

Padahal seharusnya, sebagai petinggi negeri ini, mereka fokus pada pemulihan ekonomi Negara dan rakyat, memberikan dukungan dan solusi yang baik serta tepat agar kita semua mampu menghadapi dan menyelesaikan situasi ini. Bukan malah sibuk memajang gambar melalui baliho.

Semoga mereka semua dapat segera tersadarkan.

Ahmad Rohiman
Latest posts by Ahmad Rohiman (see all)