Beberapa Opsi Bagi Proses Penyembuhan Kecanduan Pornografi

Sumber Gambar: Pexels.com/Eren Li

Penyebaran konten pornografi bukan lagi sesuatu yang baru dan tabu di dunia digital saat ini. Apalagi didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, konten-konten negatif tersebut seringkali menampakan diri di berbagai platform. Tidak sedikit orang yang terperangkap dan terangsang oleh gambar-gambar yang ditampilkan sehingga menimbulkan kecanduan.

Pornografi dianggap berbahaya karena mengandung zat adiktif yang membuat seseorang merasa kecanduan. Seperti efek domino, adiksi yang dihasilkan dari menonton pornografi ini akan merambat pada dampak-dampak lain yang lebih berbahaya. Seseorang yang pernah menonton video porno, dia tidak akan puas hanya dengan satu tontonan video porno. Secara reflek, otaknya akan menagih video kedua, ketiga, dan seterusnya tanpa menemukan perasaan puas. Pikiran sulit fokus, sering cemas ketika sedang berada di keramaian, banyak waktu yang tertunda, terganggunya pekerjaan, tersendatnya cita-cita, emosi semakin sering menggebu, timbulnya berbagai penyakit seksual dan terjadinya disfungsi otak adalah beberapa dampak dari paparan pornografi.

Seseorang yang mengalami kecanduan pornografi pada umumnya sulit untuk disembuhkan jika dia tidak bersungguh-sungguh dalam menangani kecanduan tersebut. Karena pada dasarnya orang yang sudah kecanduan, secara otomatis otaknya akan selalu bergantung pada sesuatu yang dicanduinya. Jika penanganan pornografi ini tidak dilakukan dengan serius maka akibat yang diderita pun akan lebih serius pula.

Satu dari sekian banyaknya akibat dari kecanduan pornografi yang cukup menyita perhatian media saat ini adalah maraknya pelecehan seksual. Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sepanjang tahun 2022 kasus pelecehan seksual terhadap anak mencapai 9.588 kasus. Jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4.162 kasus (CNN Indonesia, 2023). Maraknya kasus hamil di luar nikah juga menjadi headline yang akhir-akhir ini sering menghiasi layar kaca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat banyak sekali anak yang menjadi korban dari tindakan asusila tersebut dan angka ribuan itu tentu bukan jumlah yang sedikit.

Lalu bagimana cara menyembuhkan seseorang yang sudah terpapar pornografi? Penulis sangat tertarik untuk membahas tulisan ini, berangkat dari cerita pengalaman teman penulis yang berhasil sembuh dari kecanduan pornografi yang sempat diderita selama 7 tahun. Berbagai akibat telah dirasakan dan dialami, hal ini membuatnya semakin bertekad kuat untuk sembuh.

Seseorang yang hendak bertekad untuk sembuh dari pornografi kerap kali akan dihadapkan dengan dua situasi, yakni situasi tenang dan situasi perang. Keberhasilan untuk sembuh biasanya ditentukan oleh keberhasilan seseorang dalam mengatasi dua situasi tersebut.

Situasi tenang adalah situasi dimana seseorang tidak sedang bernafsu untuk menonton pornografi, hanya saja keadaan seperti ini harus tetap dikendalikan. Karena dalam beberapa keadaan, nafsu birahi akan datang secara tiba-tiba. Diantara hal-hal yang dapat memantik nafsu dalam situasi tenang diantaranya adalah kebiasaan menyendiri, stres, tidak ada kegiatan dan malas ibadah. Keadaan-keadaan tersebut sangat bisa memancing bayang-bayang pornografi yang sudah hilang di kepala untuk kembali lagi. Karena kondisi pikiran di saat situasi seperti itu biasanya kosong, membosankan dan tidak produktif, sehingga otak seketika menagih sesuatu yang menyenangkan datang. Apalagi jika situasi tersebut dipantik oleh gambar-gambar yang tanpa disengaja lewat di beranda sosial media.

Maka dari itu, orang yang hendak bertekad untuk sembuh dari kecanduan pornografi sangat tidak disarankan untuk menyendiri di sebuah ruangan tanpa kegiatan. Untuk sembuh, seorang pecandu harus selalu berada dalam keramaian dimana pun dia berada. Minimal, jika sedang di rumah dia harus terus mendekati anggota keluarga yang lain, supaya pikiran dan hatinya terpalingkan dari pikiran-pikiran yang jorok tersebut. Untuk lebih optimal, alangkah baiknya kita menyiapkan agenda-agenda untuk menyibukan diri kepada hal-hal yang lebih positif dan mendekatkan diri kepada Tuhan supaya tidak ada ruang bagi otak untuk berpikir hal-hal yang dilarang.

Sementara itu, situasi perang adalah situasi dimana nafsu seseorang sedang berkecamuk, hal ini disebabkan oleh kondisi otak yang merindukan gambar-gambar yang dahulu membuatnya kecanduan. Situasi ini biasanya dialami oleh orang yang kecanduan pornografi setiap seminggu sekali. Jadi, seseorang yang hendak bertekad untuk sembuh dari kecanduan pornografi harus siap sedia menghadapi situasi yang berkecamuk tersebut setiap hitungan hari ke-7. Biasanya gambar-gambar manis yang pernah dia tonton, tiba-tiba muncul dalam bayangan dan pikirannya, sehingga memancing hasrat untuk kembali terjerumus pada paparan pornografi. Bahkan seringkali bayang-bayang tersebut muncul di mimpi, dan bukan sesuatu yang tabu jika orang yang mulai ingin sembuh dari kecanduan pornografi sering mengalami mimpi basah.

Dalam situasi perang atau kondisi nafsu berkecamuk, seorang pecandu disarankan untuk segera mencari keramaian dan memalingkan pikiran ke hal-hal yang lebih produktif dan positif. Hal itu juga bisa diperkuat dengan memberikan stimulasi kepada otak bahwa pornografi itu menjijikan dan berbahaya. Dengan demikian, gambar-gambar pornografi tersebut seketika hilang dari pikiran.

Bagi para pecandu pornografi, ada prinsip yang harus diingat bahwa, “Kita jangan merasa aman, karena dalam proses pemulihan bayang-bayang porno itu akan selalu ada. Tetapi, jangan merasa takut. Ibarat badai, kecamuk nafsu itu hanya sementara. Memang, semakin lama godaan demi godaan akan semakin kuat. Tetapi, ketika kita mampu melewati godaan tersebut, kita lah yang akan lebih kuat.”

Pada dasarnya, seseorang tidak boleh lengah dalam situasi apapun. Sekalipun dia sudah sembuh total bukan berarti dia bisa terbebas sepenuhnya dari bayang-bayang masa lalu yang pernah dia tonton. Keramaian, produktivitas, dan keta’atan menjadi formula utama untuk menyelamatkan dari dari paparan pornografi. Untuk membentuk kebiasaan baru, mungkin awalnya sangat sulit rasanya. Namun, kabar baiknya, seseorang akan mulai terbiasa dengan kebiasaan baru, minimal setelah dia menempuh 100 hari pertama. Setelah itu, hari-hari baru yang dijalani akan terasa lebih mudah. Hal tersebut bukan isapan jempol belaka, fakta empiris telah mengantarkan teman penulis ke jalan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih bermanfaat. Semoga teman-teman yang sedang berjuang untuk sembuh berada dalam naungan Allah Swt dan lekas menemukan kehidupan yang lebih baik.